BAB PERTAMA: Pengertian Arogansi
Pengertian Arogan Menurut al-Quran
Arogansi adalah satu terminologi yang terkandung dalam al-Quran sehingga keberadaannya dalam sorotan revolusi Islam bukanlah tanpa alasan. Adanya sorotan terhadap arogansi mengandung konsekwensi perlawanan terhadapnya oleh umat Islam, kaum mukmin, serta pemerintahan dan Revolusi Islam. Itupun bukan sebatas bersifat pragmatis, temporal, dan taktis belaka, melainkan merupakan satu gerakan permanen. Secara esensial, Revolusi Islam ialah bahwa selagi revolusi ini ada gerakan ini akan selalu ada.
Dalam perspektif al-Quran, arogan ialah oknum atau kelompok yang merasa dirinya berada di atas hak setiap orang, enggan mengindahkan hak orang, dan menjadikan kekuataannya sebagai tolok ukur hak dan kebenaran! Dalam sejarah manusia, sosok arogan yang pertama kali digambarkan oleh al-Quran kepada manusia ialah iblis;
اَبَى وَ اْستَكْبَرَ
“Ia enggan dan takabur..” (Q.S.2.34)
Iblis adalah sosok yang pertama kali bersikap arogan.
Istikbar tentu memiliki pengertian yang luas. Istikbar bisa jadi bukan berarti takabur. Bisa dikatakan bahwa takabur lebih mengacu kepada karakter hati dan jiwa. Artinya, takabur berarti orang menganggap dirinya berada di atas orang lain. Sedangkan istikbar lebih mengacu kepada aspek perilaku takabur. Orang yang bersikap takabur dan memandang dirinya lebih tinggi dari orang lain dalam bersikap akan selalu mensistematiskannya dalam berperilaku sehingga takabur akan selalu terlihat darinya secara mencolok. Dia memandang orang lain sebagai makhluk yang hina, menistakan orang lain, mencampuri urusan orang lain, dan selalu mengesankan dirinya sebagai pemegang palu keputusan.
Pengertian Arogan Dalam Kamus Revolusi Islam
Dalam kamus Revolusi Islam Iran, arogan adalah stigma yang dilekatkan pada pihak penguasa yang mengandalkan kekuatan politik, militer, sains, dan ekonominya serta berinspirasikan paham-paham diskriminatif untuk menghegemoni berbagai komunitas masyarakat manusia, yaitu bangsa-bangsa dan negara-negara dunia, sebagai upaya untuk menekan dan mengeksploitasi mereka demi keuntungan pihak arogan; pihak yang gemar mengintervensi dan menjarah kekayaan mereka. Pihak arogan cenderung menggunakan bahasa kekuatan kepada pemerintah negara-negara lain, menindas bangsa-bangsa lain, dan menistakan budaya dan tradisi bangsa-bangsa lain.
Para Kekuatan Arogan
Para kekuatan arogan adalah pihak-pihak yang telah menancapkan dominasinya di banyak kawasan dunia. Mereka antara lain ialah jaringan zionisme global, Amerika Serikat (AS) sebagai negara adidaya, dan lembaga-lembaga moneter yang mendukung hegemoni global mereka.
Menifestasi Kekuatan Arogan
Dewasa ini AS telah mengkristal sebagai kekuatan arogan dengan segala bentuknya yang paling buruk dan menjijikkan. Masalahnya bukanlah permusuhan terhadap sebuah ras, bangsa, dan negara. Masalahnya adalah bahwa setiap bangsa memiliki kehormatan dan jatidiri yang tidak boleh dipermainkan oleh kekuatan asing, termasuk dengan cara-cara represif maupun manipulatif. Setiap bangsa juga memiliki harta kekayaan yang tidak boleh dijamah dan apalagi dijarah oleh pihak lain.
AS kini menjadi sebuah poros kekuatan raksasa dan arogan dunia. Hanya saja, sebutan “AS” bukan berarti rakyat AS. Rakyat AS adalah seperti rakyat di negara-negara dunia lainnya dengan segala titik positif dan negatif masing-masing. Karena itu, bangsa Iran bermusuhan dengan AS bukan berarti bermusuhan dengan rakyat atau bangsa AS. Lawan bicara revolusi Islam Iran ialah penguasa AS yang berambisi menjadi poros hegemoni dunia; menjadi juru kunci dunia. Dengan demikian, istilah “hegemoni AS” maksudnya ialah hegemoni rezim AS.
Asas Arogansi
Asas yang melandasi aroganisme ialah kezaliman, tirani, dan permusuhan. Rezim AS yang menempati pucuk piramida aroganisme kini sudah menjadi rezim yang paling buruk dari segi arogansinya. Asumsi yang dipakai oleh rezim ini ialah bahwa negara dan pemerintah manapun harus dimusuhi jika enggan melayani interes Washington. Tak ada kedurjanaan dan arogansi yang lebih celaka dari ini.
Orang patut mengatakan, “Di rumah saya, saya punya kepentingan yang harus saya jaga, karena itu jangan coba-coba mengusiknya.” Pernyataan seperti ini jelas layak. Tapi apa jadinya jika seseorang mendatangi rumah orang lain atau berdiri di depan pintunya lantas membuat kegaduhan, lalu ketika si pemilik rumah bertanya, “Mengapa membuat kegaduhan?” orang itu malah menjawabnya dengan kata-kata, “Jangan coba-coba mengganggu kepentingan saya, sebab sekarang sedang memperoleh keuntungan. Saya akan menghabisimu jika kamu tidak menghargai kepentingan saya?!” Adegan seperti inilah yang sekarang diperagakan rezim AS di pentas dunia.
Logika Arogan
Logika kekuatan arogan adalah logika kekerasan, teror, dan penggunaan secara sewenang-wenang atas kekuatan yang dimilikinya. Sebab itu, kekuatan arogan justru merupakan biang maraknya terorisme. AS mendatangi negara-negara lain dengan bendera perang melawan terorisme. Dengan cara inilah AS menekan bangsa-bangsa lain, menebar bom dan adegan pembantaian kaum perempuan, anak-anak kecil, dan orang tua. Logika mereka berseru, “Kami ingin memerangi terorisme!” Tapi apa sebenarnya terorisme itu sendiri? Bukankah terorisme ialah cara mencapai tujuan dengan menggunakan kekuatan secara ilegal? Bukankah AS menggunakan cara ini di Irak, Afghanistan, dan Pakistan?
Agenda Arogan
Agenda kotor para arogan dunia terhadap bangsa Iran dapat disimpulkan dalam tiga hal: pertama, perang urat saraf; kedua, perang ekonomi; ketiga, pencegahan kemajuan sains. Apa yang dimaksud dengan perang urat saraf? Perang urat saraf bertujuan menebar ketakutan. Siapa yang dibuat ketakutan? Rakyat dan bangsa yang besar tidak mungkin kenal rasa takut. Lantas siapa? Yang hendak dibuat ketakutan adalah para pejabat, tokoh, dan elit masyarakat. Mereka inilah sasaran perang urat saraf. Para elit yang dapat dipuaskan akan dipuaskan, tapi kehendak publik sedapat mungkin harus dilemahkan, kesadaran masyarakat terhadap realitas yang terjadi juga harus dikelabui. Inilah target perang urat saraf.
Sedangkan perang ekonomi lain lagi. Dengan perang ini para arogan berniat mencekik bangsa Iran dari jalur perekonomian. Mereka gencar mengancam Iran dengan embargo. Padahal embargo tidak pernah dapat mengusik Iran. Bukankah sejak dulu Iran sudah mereka embargo? Dalam kondisi dijatuhi embargo, bangsa Iran justru berhasil meraih energi nuklir, kemajuan dan pembangunan pesat dalam berbagai bidang. Embargo bahkan menjadi fenomena yang justru menguntungkan bangsa Iran karena telah memacu keseriusan bangsa Iran dalam berusaha.
Adapun pencegahan kemajuan sains atau ilmu pengetahuan, contohnya yang paling spektakuler adalah isu energi nuklir Iran. Dalam berbagai interaksi dan forum politik selalu disebut-sebut bahwa rezim-rezim Barat menentang keberhasilan Iran memiliki energi nuklir. Silahkan mereka menentang, tapi mereka mesti tahu bahwa Iran tak pernah memohon perizinan dari siapapun dalam meraih teknologi nuklir. Iran tak pernah meminta restu dari orang lain dalam memasuki arena nuklir. Karena itu, tidak pada tempatnya ketika Barat menyatakan tidak menyetujui aktivitas nuklir Iran. Barat setuju atau tidak, bangsa Iran tetap setuju dan berminat meraih energi nuklir.
Salah satu agenda paling sensitif di benak para imperialis arogan AS dan Zionis ialah mencegah kemajuan sains di negara-negara revolusioner. Sensitivitas ini membengkak ketika mereka berhadapan dengan Iran. Sebab, sensitivitas mereka terhadap Islam dan Revolusi Islam memang tak dapat dibandingkan dengan sensitivitas mereka terhadap obyek-obyek lain.
Sarana Kerja Arogan
Media dan Propaganda
Sarana kerja kaum arogan banyak bertumpu pada media massa. Media massa di dunia sangatlah berpengaruh dan memberi keuntungan besar bagi para pemodalnya. Berbagai media massa besar dunia, baik kantor berita, radio, televisi, maupun surat kabar, adalah milik para pemegang modal yang umumnya adalah donatur para penguasa arogan dunia. Berita-berita dipublikasikan ke seluruh penjuru dunia sudah disesuaikan dengan alur kepentingan mereka.
Umat Islam di pelbagai penjuru dunia harus menggunakan kaidah umum ini dalam memandang setiap pemberitaan tentang Iran yang berasal dari lembaga-lembaga pemberitaan Barat maupun statemen para petinggi politik mereka. Umat Islam harus selalu sadar bahwa kaum arogan dunia, khususnya AS, gencar berusaha menggambarkan Iran di mata dunia dengan citra yang jauh dari fakta dan realitas.
Gagasan Negosiasi
Mereka cukup sering mengatakan ingin menjalin hubungan dengan Republik Islam Iran. Tapi sesungguhnya mereka berbohong, sebab yang mereka inginkan bukanlah hubungan yang sehat, melainkan hubungan yang sejalan dengan pemaksaan kehendak; hubungan yang seirama dengan aroganisme kekuatan-kekuatan adidaya; hubungan yang mencerminkan jalinan antara AS dengan rezim-rezim terbelakang dan korup. AS kini terpaksa mengungkapkan sendiri realitas ini.
Orang yang berpikir bahwa Republik Islam Iran sebaiknya berunding dengan imperium arogansi –yakni AS- tak lepas dari dua kemungkinan; berkarakter polos dan atau penakut. Para arogan dunia lebih dulu menikmati wibawanya sebelum menikmati kekuatan dan kemampuannya. Secara lebih fundamental lagi, mereka sebenarnya hanya hidup dengan pencitraan dan pembentukan opini yang mengesankan kewibawaan mereka agar orang-orang takut kepada mereka.
Penyebaran Rasa Frustasi dan Skeptisisme
Musuh berusaha membuat masa depan selalu terlihat gelap di mata masyarakat agar rakyat tidak memiliki harapan apapun. Ketika mengupas isu perekonomian Iran, misalnya, mereka selalu membicarakannya dengan nada skeptis dan seakan tidak ada titik terang sama sekali untuk masa depan perekonomian Iran. Inilah bagian dari cara kaum arogan dalam upaya menebar frustasi di tengah masyarakat Iran. Naifnya, di tengah gencarnya gerakan Iran dalam menggalang pembangunan, kemakmuran, dan kemajuan, ternyata masih ada orang-orang polos -atau memang punya ambisi- yang bukannya memberikan kontribusi dan dukungan, tetapi malah menebar keraguan dan syak wasangka dengan asumsi bahwa masyarakat juga akan bersikap demikian. Pengelolaan yang baik dan kuat pasti akan menghasilkan kemajuan. Mengapa mereka menebar keraguan menyangkut kemajuan sebuah bangsa? Orang yang berkesempatan bicara jangan sampai membuat pernyataan seirama dengan statemen pihak musuh dan kaum arogan dunia. Sebab keraguan rakyat kepada usaha dan jerih payahnya adalah target yang sangat diharapkan pihak musuh.
Pengobaran Pertikaian
Selagi persatuan tetap ada di tengah umat mukmin dan para hamba salih Allah Swt, maka di sana pasti ada Tauhid dan Allah Swt pasti bersama mereka. Sebaliknya, di manapun hamba-hamba mukmin dan salih saling bertikai, maka di situ pasti ada setan dan musuh Allah Swt. Di saat Anda bertikai, berenunglah dan Anda akan segera menemukan keberadaan setan, termasuk setan yang bersembunyi dalam diri kita, yaitu apa yang disebut nafsul ammarah dengan bahayanya yang melebihi setan-setan lain. Pada setiap pertikaian pasti tersembunyi rasa ego atau bahkan tendensi dan ambisi, atau juga pasti ada tangan-tangan asing, musuh, arogan, dan tiran.
Jangan biarkan api pertikaian menyala. Biarkan setiap orang bertahan pada keyakinan masing-masing. Tapi ini bukan berarti masing-masing harus tutup mulut dan tidak berargumentasi. Sebab berbeda antara berargumentasi dan bermusuhan; antara berdialog secara argumentatif dan berpadu dengan suara kaum arogan dunia; antara berdiskusi dan menghabiskan waktu untuk bertikai antarumat Muslim.
Di tengah isu ikhtilaf antarumat Islam, fenomena baru yang terjadi pasca kemenangan Revolusi Islam di Iran dan tersebarnya pemikiran revolusi ke seluruh dunia Islam ialah trik kaum arogan dunia dalam berusaha membendung Islamisasi Iran. Trik itu dilakukan dengan cara menyebut Islamisasi yang dibawa oleh revolusi Islam Iran sebagai gerakan Syiah dalam paham kemazhaban yang sempit, dan bukan dalam pengertian Islamnya yang luas dan universal. Dari sisi lain, para arogan dunia juga rajin menabur bibit kemunafikan dan kebencian antara Syiah dan Sunni. Menyadari konspirasi terkutuk ini, sejak awal Republik Islam Iran selalu menegaskan kepeduliannya kepada persatuan Islam dan senantiasa mengingatkan umat agar tidak terjerumus ke dalam jebakan musuh.
Prakarsa Timur Tengah Raya
Prakarsa Timur Tengah Raya yang diproyeksikan oleh AS tak lain adalah gagasan untuk menghimpun seluruh kepentingan yang ada di kawasan ini untuk kemudian digelontorkan ke dalam gudang interes adidaya AS. AS masih belum puas dengan pengaruh dan hegemoni yang sudah dimilikinya selama ini. AS mendambakan kekuasaan mutlak atas seluruh kawasan dunia, terutama Timteng yang merupakan satu kawasan vital dunia serta kaya akan sumber daya alam dan manusia.
Para arogan dan rezim-rezim imperialis dunia sejak dulu sampai sekarang memandang rezim Zionis Israel sebagai instrumen untuk menekan rezim-rezim Arab dan Islam di Timteng. Israel adalah aset para penguasa Barat untuk menikam jantung Dunia Islam. Sekarang Israel menjadi anjing terlatih yang kendalinya ada di tangan Si Setan Besar, AS. Karena itu, tak aneh jika Israel tidak segan-segan melakukan tindakan sekeji apapun semisal pelanggaran hukum internasional, penistaan HAM, agresi terhadap negara-negara sekitar, aksi teror, penculikan aktivis. Celakanya lagi, semua kejahatan Israel itu tidak pernah mendapat kutukan dari para arogan dunia, terutama Si Setan Besar.
Konspirasi Sistematis
Para arogan dunia berpikir secara profesional tentang Islam. Mereka mengkaji bangsa-bangsa Muslim beserta spirit, paham, dan aliran mazhab masing-masing. Tindakan mereka membuatkan arsipnya di pusat-pusat penelitian, kebudayaan, intelijen, dan politik kemudian melakukan kajian ulang atas semua itu adalah dalam rangka ini. Salah satu diantaranya adalah seminar yang berlangsung di Israel dengan tema ‘Mengenal Islam dan Syiah di Iran’. Di kebanyakan tempat di dunia, seminar maupun forum-forum penelitian umumnya diprakarsai oleh para pemodal dan kaum arogan dunia Barat. Mereka mengkampanyekan koreksi terhadap Islam. Mereka mengerahkan segenap kemampuan berpikirnya untuk mempertahankan globalisme seperti yang mereka kehendaki. Sebab, jika mereka tidak berpikir dan tak memiliki data untuk mengantisipasi perkembangan masa depan, mereka akan tersingkir. Karena itu, berbagai instrumen pemikiran yang tercanggih ada di tangan mereka.
Pemanfaatan Para Agamawan Materialis
Di tengah masyarakat yang tidak mungkin disisihkan dari kaum agamawan, para kekuataan arogan berusaha merekrut kalangan ulama ke dalam istana-istana fasad dan rezim-rezim tiran. Para ulama istana inilah yang sering dikecam dan disebut oleh Imam Khomeini ra sebagai pengkhianat Islam.
Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as, tokoh terkemuka pada zamannya, pernah berkata, “Aku melihat pundakmu engkau serahkan kepada para tiran sebagai poros penggilingan agar kelaliman mereka terpikul di pundakmu, dan agar mereka dapat bersandar kepadamu dalam menindas rakyat.” Ulama yang membenarkan kezaliman rezim-rezim korup lebih berbahaya daripada rezim-rezim ini sendiri. Rohaniwan yang bekerja sesuai dengan ambisi para arogan adalah antek yang paling terkutuk, sebab secara lahiriah dia terlihat benar tetapi batinnya justru menebar kebatilan.
Media Kultural
Dewasa ini sedang terjadi konflik pemikiran, kebudayaan, dan politik. Siapapun yang terlibat dalam pertempuran ini, memahami pemberitaan seputar ini, mengikutinya dengan baik akan tahu persis bahwa musuh sekarang lebih fokus di jalur kebudayaan dalam melancarkan tekanan-tekanannya. Tidak sedikit penulis dan budayawan telah menggadaikan agama dan hati nuraninya kemudian duduk bersimpuh di depan lutut kaum arogan. Mereka umumnya tinggal di luar negeri, tapi ada pula segelintir orang di dalam negeri yang bekerja, menulis artikel, dan menggubah syair demi kepentingan para arogan.
Titik Kelemahan Arogan
Di dunia sekarang ini terdapat kontradiksi. Bangsa Iran di mata bangsa-bangsa Muslim dan khalayak sekitar serta bangsa-bangsa Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timteng sendiri, adalah bangsa pemberani yang gigih berjuang membela HAM dan keadilan di depan kekuatan para adidaya. Bangsa Iran dikenal demikian. Bangsa-bangsa dunia memuji bangsa Iran. Namun, bangsa Iran beserta Republik Islamnya yang sedemikian diapresiasi oleh bangsa-bangsa dunia ini justru dipandang oleh para arogan sebagai penista HAM, pengacau keamanan dunia, sponsor terorisme! Inilah kontradiksi pandangan antara bangsa-bangsa dunia di satu pihak dan para kekuatan besar dunia di pihak lain.
Kontradiksi ini mengancam tatanan hegemonik dunia. Para kekuatan besar dunia semakin hari semakin terkucil dari bangsa-bangsa dunia. Ini merupakan erosi yang sedang menggerogoti bangunan liberal demokrasi Barat, dan ini akan menjadi semakin parah. Propaganda Barat hanya sampai kurun waktu tertentu bisa menyembunyikan fakta, dan bukan untuk selamanya. Bangsa-bangsa dunia kian hari kian sadar. Kunjungan presiden Iran ke negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin selalu disambut masyarakat setempat dengan yel-yel dukungan dan demonstrasi damai yang apresiatif untuk presiden Iran. Mereka meneriakkan dukungan. Sebaliknya, kunjungan presiden AS ke Amerika Latin yang notabene pekarangan AS disambut dengan aksi pembakaran bendera oleh masyarakat setempat. Ini menandakan guncangan yang melanda asas liberal demokrasi yang sekarang dikampanyekan oleh Barat, terutama AS.
Kontradiksi kehendak para adidaya dengan aspirasi masyarakat terus memuncak. Para arogan dunia gemar meneriakkan demokrasi, HAM, keamanan dunia, dan perang melawan terorisme, tetapi dalam praktiknya mereka justru memperlihatkan konfrontasionalisme mereka, penistaan mereka terhadap hak asasi bangsa-bangsa dunia, ketamakan mereka terhadap sumber-sumber energi dunia. Realitas ini disaksikan oleh bangsa-bangsa dunia. Karena itu, wibawa liberal demokrasi dan citra AS sebagai pelopor liberal demokrasi di dunia semakin menciut di mata bangsa-bangsa. Sebaliknya, wibawa Iran yang bernafaskan Islam justru semakin terangkat di mata khalayak dunia.
Seorang petinggi arogan dunia pernah berpikir bahwa ajaran Islam sudah lenyap tanpa bekas. Mereka mengira bahwa ajaran, spirit, wibawa, dan motivasi Islam di bangsa-bangsa Muslim sudah tersapu habis oleh lautan syahwat yang menenggelamkan dunia. Tapi mereka kemudian sadar bahwa angggapan itu ternyata keliru. Pertama, bendera kekuatan Islam di Iran dan di tangan bangsa Iran telah berkibar penuh wibawa. Kedua, kebangkitan Islam di Dunia Islam telah membuat umat Islam terjaga dari kelalaiannya selama ini. Umat sadar bahwa Islam adalah satu hakikat yang selalu cemerlang dan solid. Inilah sebab mengapa Islam diperangi, dan realitas ini sekarang dipahami betul oleh masyarakat dunia Islam. Karena itu, pusat intelijen mereka sendiri mengatakan bahwa AS, Zionisme, dan para gembongnya telah menjadi sasaran kebencian di negara-negara Islam.
BAB KEDUA: Urgensi Perlawanan Terhadap Para Arogan
Urgensi Perlawanan Terhadap Para Arogan
Perjuangan melawan kekuatan arogan semisal rezim AS adalah bagian dari esensi revolusi Islam dan aspirasi bangsa Iran. Menghentikan perlawanan terhadap kaum arogan tak ubahnya dengan membiarkan campurtangan asing, siap dihina, dan kembali kepada kondisi terancam seperti yang terjadi pada era pra-revolusi Islam. Sebab itu, seluruh anggota bangsa Iran memiliki sensibilitas perjuangan ini.
Faktor-Faktor Perlawanan Terhadap Arogan
Mengapa rakyat Iran berjuang melawan kaum arogan, dan mengapa para arogan itu buruk? Patut diingat bahwa sensibilitas sebuah bangsa ketika berhadapan dengan aroganisme awalnya didorong bukan oleh faktor keagamaan, melainkan oleh rasa nasionalisme; faktor jatidiri dan identitas kebangsaan. Sebab, kekuatan arogan yang masuk ke dalam suatu negara dan menancapkan dominasinya di sana sudah tentu menistakan jatidiri bangsa setempat. Penjarahan sumber-sumber daya negara serta aksi campurtangan terhadap urusan politik dalam negeri adalah bagian dari bentuk penistaan terhadap jatidiri bangsa yang menjadi korban.
Ketika pertama kali mendatangi negara korban, pihak arogan masuk bukan dengan mengatakan bahwa mereka datang untuk menistakan jatidiri penduduk setempat. Sebaliknya, mereka datang dengan berbagai macam pretensi lain. Namun, ketika sudah masuk, jatidiri nasional negara korban segera menjadi sasaran utama praktik antagonisme. Artinya, pihak arogan pasti mengincar budaya, keyakinan, agama, kehendak, kemerdekaan, pemerintahan, perekonomian, dan lain sebagainya untuk dicengkeram dan dinistakan. Ini persis seperti yang dulu dialami Iran pada era pra-revolusi Islam. Dan ini pula kondisi yang melatarbelakangi kebencian dan resistensi bangsa-bangsa dunia terhadap kaum arogan. Karena itu, berbeda dengan dulu, sekarang bangsa-bangsa yang tak beragama sekalipun atau bangsa-bangsa non-Muslim mulai berani melakukan perlawanan semaksimal mungkin terhadap kehendak AS. Bangsa Iran telah membukakan celah bagi bangsa-bangsa dunia untuk tidak lagi merasa takut kepada AS.
Faktor Keagamaan
Resistensi bangsa Iran terhadap aroganisme tentu juga dimotivasi oleh faktor keagamaan. Kata istikbar dan mustakbir dengan antonim istidh’af dan mustadh’af tertera dalam kitab suci Al-Quran. Ketika menemukan semangat Qur’ani sedemikian rupa, rakyat Iran praktis menemukan landasan ideologis dan keimanan relijius yang besar dan tangguh dalam berhadapan dengan AS dan rezim bonekanya. Semangat inilah yang menyukseskan dan memajukan bangsa Iran.
Bendera perjuangan melawan musuh-musuh Islam kini ada di tangan para penganut ajaran Ahlul Bait as. Bendera itu ada di tangan bangsa Iran yang besar dan tak kenal rasa takut kecuali kepada Allah SWT. Kekuatan-kekuatan besar dunia yang selama ini tampak seperti monster raksasa di mata banyak bangsa, negara, tokoh, elit pemikir, dan budayawan, ternyata kerdil dan tidak ada artinya di mata bangsa Iran.
Perlawanan Terbesar Terhadap Para Arogan
Perlawanan terbesar terhadap kekuatan arogan dan terhadap para syaitan istikbar ialah keengganan menyerah kepada paksaan mereka. Bentuk perlawanan seperti ini sampai sekarang terus ditunjukkan oleh bangsa Iran, dan ini merupakan satu jalan perjuangan yang telah dibentangkan oleh Imam Khomeini ra. Bangsa Iran terus bergerak maju meniti jalan ini dan berkat ini mereka berhasil menggapai kehormatan.
Maksud Slogan “Mampus Arogan!”
Slogan “Mampus Arogan!” yang sering dipekikkan oleh bangsa Iran bukan bermakna bahwa bangsa Iran bangkit untuk memerangi pemerintah setiap negara non-Muslim atau pemerintah negara manapun yang ditolak oleh warga Muslimnya. Sama sekali bukan berarti demikian. Bagi Islam dan pemerintahan Islam, masalah utamanya ialah perlawanan terhadap kezaliman dan penindasan. Allah SWT berfirman;
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُون
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. 60.9)
Inilah duduk persoalannya. Orang yang menentang kebenaran dan keadilan serta menyetujui kezaliman dan penindasan, ketika terjadi kezaliman maka ia akan melayaninya. Sebaliknya, jika terjadi fenomena lain yang mengarah kepada kebenaran, maka ia akan menunjukkan penolakan yang sama besarnya dengan tingkat kecenderungan fenomena itu kepada kebenaran.
Urgensi Pelestarian Slogan Anti Arogan
Slogan perlawanan terhadap arogan adalah pelita yang mesti dilestarikan oleh bangsa Iran. Sebagai pelita, jika slogan itu sampai redup dan padam, maka bangsa Iran akan kehilangan jalan yang harus dititinya. Aksi makar pihak musuh sudah terlampau jelas, apalagi bagi setiap orang yang berwawasan. Hanya saja, meski aksi makar itu terlihat jelas, musuh tetap berusaha menggunakan cara-cara yang manipulatif dan mengecoh. Tak sedikit bangsa dan pemerintah yang terkecoh di dunia, dan ini terjadi karena mereka tidak mengenal dengan baik cara-cara yang digunakan musuh. Jika cara-cara musuh sampai tak terdeteksi dan resistensi terhadap musuh yang jelas-jelas menghendaki pembasmian sebuah bangsa revolusioner terlupakan, maka bangsa yang diincar pasti akan memilih jalan yang dikehendaki musuh, yaitu menuju kehancuran.
Kiat Perlawanan Terhadap Arogan
Kembali Kepada Islam
Terapi untuk menyembuhkan semua penderitaan bangsa-bangsa Muslim ialah kembali kepada Islam, hidup di bawah sistem yang Islami dan bernaung di bawah hukum-hukum Islam. Inilah jalan yang akan mengembalikan kehormatan, kekuatan, keamanan, dan kesejahteraan kepada umat Islam. Inilah yang akan mengubah keterpurukan nasib umat Islam akibat ulah para kekuatan arogan.
Kekuatan arogan dunia beserta seluruh jaringan propaganda yang berafiliasi dengannya selalu berusaha membasmi optimisme di tengah umat Islam. Mereka berusaha mengubah optimisme menjadi pesimisme, dan harapan menjadi frustasi. Dalam rangka ini, bagi mereka tidak ada jalan yang lebih efisien daripada upaya menjatuhkan reputasi revolusi Islam. Karena itu, mereka tak henti-hentinya berusaha membentuk opini bahwa revolusi Islam telah menyebabkan bangsa Iran terpuruk dan kandas sehingga untuk mengatasi problemanya bangsa Iran terpaksa meninggalkan pedoman Islam yang murni dan mengabaikan jejak Imam Khomeini ra.
Pendidikan dan Tarbiyah
Kebudayaan, pendidikan, dan tarbiyah adalah masalah primer dalam pemerintahan Republik Islam Iran. Dalam jangka panjangpun tidak ada sesuatu yang lebih vital dari pendidikan dan tarbiyah. Peranan guru dan pembina tarbiyah di tengah masyarakat Iran menempati posisi teratas. Pada hakikatnya, bidang-bidang pendidikan, tarbiyah, dan kebudayaan adalah benteng pertahanan melawan kekufuran, kezaliman, dan arogansi para penguasa dan politisi kotor dunia. Siswa adalah tunas yang dibina oleh instansi kebudayaan negara agar bisa menjadi aset yang paling berharga bagi masa depan. Pendidikan, tarbiyah serta guru dan pembina harus mendapat apresiasi dengan semestinya dari masyarakat. Kaum remaja harus menghayati pentingnya menimba ilmu dan membina kepribadian yang luhur.
Persatuan Nasional
Manusia-manusia yang menginginkan perlawanan yang solid terhadap kekuatan antagonis, ingin melepaskan pukulan telak terhadap musuh Republik Islam, ingin membahagiakan hati hamba-hamba salih, dan ingin menekan musuh-musuh Allah harus berusaha menyuburkan rasa simpati antara rakyat dan pemerintah. Siapapun yang melakukan tindakan sebaliknya, maka ia telah berbuat sesuatu yang sejalan dengan harapan musuh.
Kekompakan Umat Islam
Di dunia ini sejak dulu tak ada umat Islam yang tak terusik dan tertekan oleh kejahatan kaum arogan dan antagonis dunia. Kondisi ini tak dapat disembuhkan kecuali dengan resistensi, solidaritas, persatuan, dan kebangkitan masyarakat Islam dengan segala sumber dayanya yang besar di pelbagai penjuru dunia
Dukungan Pemerintah Kepada Rakyat
Sebenarnya cukup besar kekuatan yang ada di tangan para pemimpin negara-negara Muslim. Kekuatan itu tak lain adalah bangsa-bangsa Muslim itu sendiri. Dengan dukungan kekuatan raksasa yang tak terkalahkan ini, pemerintah negara-negara Islam mampu bertahan di depan tekanan adidaya AS yang kini memimpin front anti Islam. Dengan sokongan rakyat, mereka mampu memperjuangkan hak bangsanya dan bahkan hak bangsa-bangsa Muslim lainnya yang tertindas.
Islam adalah pedoman terbaik untuk mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa yang berpedomankan Islam akan dapat menikmati kebebasan dan kemerdekaan yang seutuhnya. Keimanan rakyat di negara-negara Muslim adalah aset yang terbaik untuk tujuan ini.
Hal yang sangat diharapkan dari pemerintah negara-negara Muslim ialah menanggalkan Islamfobia dan kecurigaan yang tak berdasar terhadap Islamisme. Islamfobia adalah produk AS dan para sekutu arogannya untuk menciptakan imej buruk tentang Islam, termasuk di mata para pemimpin negara-negara Muslim sendiri. Alih-alih mengkonsumsi produk AS itu, pemerintah negara Muslim justru harus menjadikan Islam sebagai pedoman Ilahi untuk menyelamatkan bangsanya dan demi menciptakan ikatan yang teguh antar sesama umat Islam. Dengan begitu, pemerintah itu sendiri juga akan semakin kuat dan berwibawa. Ini juga akan menjadi media yang kuat untuk mendapatkan dukungan dari bangsa-bangsa dunia dan dari setiap pemerintah yang dibeking oleh rakyatnya. Dukungan sedemikian rupa dapat membuat pemerintah itu tidak akan kenal rasa takut kepada ancaman dari siapapun. (IRIB Indonesia / Khamenei / SL)