Ketika Dinasti Ming berhasil menguasai daratan Cina, salah seorang perwira angkatan laut Dinasti Yuan, yang bernama Chen Tsu Ji, melarikan diri ke po-lin-fong (Palembang). Kedatangan Chen Tsu Ji membawa ribuan orang pengikutnya, dan membangun basis kekuatan disekitar sungai musi.
Pengikut Chen Tsu Ji ini, kemudian menguasai wilayah perairan Sungsang sampai ke Selat Bangka. Kapal-kapal yang melewati wilayah tersebut, harus membayar upeti kepada mereka. Tindakan pengikut Chen Tsu Ji ini, akhirnya sampai kepada Kaisar Zhu Di di China, dan untuk mengatasinya Sang Kaisar mengirim Laksamana Cheng Ho ke Nusantara.
Sejarah Pempek Palembang
Pada sekitar tahun 1407, armada Cheng Ho berlabuh di Palembang bersama bala tentaranya yang diperkirakan berjumlah 27.800 orang. Melalui pertarungan yang sengit,Chen Tsu Ji berhasil ditawan dan dibawa ke Peking.
Sejarah mencatat, selain berhasil menumpas kelompok Chen Tsu Ji, Laksamana Cheng Ho, juga berperan dalam mengembangkan komunitas masyarakat Tionghoa Muslim di wilayah ini (Sumber : Harian Kompas, Panduan Budaya China – Palembang yang diabadikan)
Menurut sejarahwan Yudhy Syarofie, pada sekitar tahun 1400-1500, di Kota Palembang sudah terdapat perkebunan sagu (Sumber : Merdeka.Com). Diperkirakan pada masa itu Suku Melayu sudah memanfaatkan Tepung Sagu, sebagai bahan baku makanan, yang pada masa sekarang dikenal sebagai “Pempek Dos”.
Masuknya komunitas Tionghoa di Palembang, sepertinya berdampak kepada perkembangan makanan olahan ini. Masyarakat Tionghoa pada masa itu, telah mengenal Bakso yang terbuat dari bahan daging giling. Mereka kemudian memodifikasi makanan berbahan tepung sagu tersebut, dengan daging ikan yang telah dihaluskan.
Perpaduan makanan khas melayu dan tionghoa ini, melahirkan satu jenis makanan baru, yang saat ini dikenal sebagai “Pempek Ada’an”, yang bentuknya memang mirip pentol bakso (Sumber : Sumeksminggu.com).
Pada awalnya makanan yang berbahan sagu dan ikan ini, dinamakan “kelesan”. Di masa Kesultanan Palembang Darussalam (1659-1823), makanan jenis ini sudah banyak ditemukan di kalangan komunitas China, yang saat itu tinggal di rumah rakit.
Nama pempek berawal dari pedagang “kelesan” etnis China, yang sering dipanggil ‘apek’. Pembeli yang membeli kelesan dari orang China ini terbiasa memanggil pedagangnya dengan sebutan ‘pek-pek-pek’, yang akhirnya sejak tahun 1920an, mulai dikenal istilah pempek di kalangan masyarakat (Sumber : tribunnews.com).
Pada masa sekarang ini, Pempek dikenal dalam beragam jenis, diantaranya Pempek Dos, Adaan, Kapal Selam, Roket, Lenjer, Pastel, kriting, Lenggang, Panggang, Kulit, Tahu dan Telok.
WaLlahu a’lamu bishshawab