Home / Ensiklopedia / Analisis / Apa yang Anda Ketahui Tentang Vaksin?
Sejumlah penyakit yang biasa menyerang manusia kini tidak lagi menjangkiti kita karena vaksinasi. [Gambar: bbc.com]

Apa yang Anda Ketahui Tentang Vaksin?

Vaksinasi massal mulai bergulir di berbagai negara untuk mengendalikan pandemi Covid-19.

Informasi dan anjuran terkait vaksinasi ini kerap membingungkan. Berikut ini adalah sejumlah fakta mendasar tentang vaksin di tengah berbagai informasi yang beredar.

Apa yang dimaksud vaksin?

Sebuah vaksin mempersiapkan tubuh Anda melawan infeksi tertentu, baik virus maupun penyakit.

Vaksin mengandung fragmen organisme penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan. Vaksin juga bisa mengandung ‘cetak biru’ pemicu reaksi serupa.

Vaksin memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali penyerang yang masuk dan memproduksi antibodi. Tujuannya, agar sistem imun mempelajari cara melawan organisme yang menyerang tubuh ini.

Proses ini tidak membuat Anda merasakan sakit walau sebagian orang dapat mengalami efek samping, paling sering hal-hal seperti lengan yang sakit atau demam sementara.

Setelah itu, Anda mengembangkan kekebalan terhadap penyakit itu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS mengatakan inilah mengapa vaksin sangat ampuh: tidak seperti kebanyakan obat-obatan, yang mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit, vaksin untuk pencegahan.

Vaksin adalah upaya medis untuk melawan infeksi penyakit atau virus. [bbc.com]

 

Apakah vaksin aman?

Vaksinasi pertama dilakukan di China pada abad ke-10. Akan tetapi, baru pada tahun 1796, Edward Jenner menyadari bahwa infeksi cacar sapi yang relatif ringan dapat melindungi manusia dari infeksi cacar.

Jenner menguji teori dan temuannya. Hasilnya ia diterbitkan dua tahun kemudian. Dan terminologi vaksin berasal dari istilah berbahasa Latin, yaitu “vacca” yang berarti sapi.

Vaksin secara luas dianggap sebagai salah satu pencapaian medis terbesar pada zaman modern.

Vaksinasi mencegah dua hingga tiga juta kematian setiap tahun dan mengurangi risiko manusia terjangkit 20 jenis penyakit, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Vaksin mengurangi jumlah kasus difteri, batuk rejan, dan campak. [bbc.com]

 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan menguji vaksin secara ketat di laboratorium, sebelum mengizinkan penggunaan vaksin.

Vaksin diuji kepada hewan sebelum diberikan manusia pada tahap uji klinis.

Tahap akhir proses itu adalah pemberian persetujuan atau pelarangan atas suatu vaksin.

Vaksinasi memiliki risiko, tapi seperti semua obat, sering kali manfaat yang dihasilkannya jauh lebih besar.

Sejumlah penyakit biasa menyerang anak-anak sekitar satu generasi yang lalu. Belakangan penyakit ini semakin jarang menjangkiti anak anak karena program vaksinasi.

Vaksinasi campak mengurangi potensi banyak orang terjangkit penyakit itu. [bbc.com]

 

Penyakit cacar yang membunuh ratusan juta orang pada masa lalu kini telah diberantas sepenuhnya melalui vaksinasi massal.

Meski begitu, kesuksesan seringkali harus dicapai selama puluhan tahun. Afrika baru dinyatakan bebas polio pada Agustus lalu, sekitar 30 tahun setelah kampanye vaksinasi massal global dimulai.

Para ahli kesehatan memperingatkan, dibutuhkan waktu berbulan-bulan atau mungkin bertahun-tahun, untuk memberikan vaksin ke seluruh penduduk dunia agar kita dapat kembali ke kondisi semula.

Bagaimana vaksin dibuat?

Ketika patogen, seperti bakteri, virus, parasit atau jamur, masuk ke dalam tubuh, sub-bagian yang disebut antigen mulai memproduksi antibodi untuk melawannya.

Vaksinasi berlangsung dengan memasukkan bagian antigen yang lemah atau tidak aktif ke tubuh seseorang, sebelum antigen itu dengan sendirinya menemukan patogen.

Vaksin mendorong sistem kekebalan tubuh untuk memberikan respons yang sama seperti saat sistem imun menemukan patogen yang sebenarnya.

Cara kerja vaksin yang lebih baru kini dikembangkan untuk membuat beberapa jenis vaksin virus corona.

Bagaimana perbandingan vaksin Covid?

Pfizer-BioNTech dan Moderna adalah vaksin Messenger RNA (mRNA) yang menggunakan bagian dari kode genetik virus.

Alih-alih menggunakan antigen yang lemah atau tidak aktif, vaksin ini ‘mengajari’ sel-sel tubuh untuk membuat “protein lonjakan” yang ditemukan di permukaan virus corona.

Proses ini memicu respons kekebalan yang diperlukan untuk membentuk antibodi yang melawan virus corona.

 

 

Vaksin Oxford-AstraZeneca lain lagi. Para ilmuwan memodifikasi virus flu yang biasa digunakan untuk menginfeksi simpanse. Mereka kemudian juga menambahkan potongan kode genetik Covid-19.

Tiga jenis vaksin ini telah disetujui untuk digunakan di Inggris dan AS. Meksiko, Chile, dan Kosta Rika sudah mulai memberikan vaksin Pfizer kepada warga mereka.

Adapun, pemerintah Brasil sudah memberikan lampu hijau untuk vaksin Oxford dan CoronaVac yang dibuat Sinovac, perusahaan farmasi berbasis di Beijing, China.

Apakah ada vaksin Covid lain?

CoronaVac juga digunakan di China, Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Vaksin ini menggunakan metode yang lebih tradisional untuk memanfaatkan partikel virus mati.

Namun, tingkat efikasi vaksin ini dipertanyakan setelah data kemanjuran sementaranya keluar dari uji coba tahap akhir di Turki dan Indonesia.

Kekhawatiran terhadap vaksin ini juga muncul di Brasil, setelah para peneliti menyebut efektivitas CoronaVac hanya 50,4%.

India meluncurkan vaksin Covishield, yang dikembangkan AstraZeneca bersama Universitas Oxford dan Covaxin, serta perusahaan asal India, Bharat Biotech.

Perawat bernama Monica Calazans merupakan orang pertama yang menerima vaksin Covid-19 di Brasil. [bbc.com]

 

Rusia menggunakan vaksin vektor virusnya yang mereka produksi, yaitu Sputnik V. Vaksin ini menggunakan versi virus yang dimodifikasi.

Sputnik V juga digunakan di Argentina, yang memesan 300.000 dosis untuk program imunisasi tahap awal mereka.

Uni Afrika memesan 270 juta dosis dari Pfizer, Astra Zeneca (melalui Serum Institute of India) dan Johnson & Johnson, yang masih menguji coba vaksinnya.

Jutaan dosis itu merupakan tambahan dari total 600 juta dosis yang dipastikan untuk Afrika melalui upaya Covax global. Kelompok ini bertekad menyediakan vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah.

Upaya Covax Global dipimpin oleh WHO dan perkumpulan negara-negara untuk urusan vaksin, Gavi.

Haruskah saya mendapatkan vaksin Covid?

Belum ada negara yang mewajibkan ini. Namun vaksinasi Covid-19 sangat disarankan untuk sebagian besar orang dewasa.

Terdapat pengecualian untuk sejumlah kalangan, untuk tidak memvaksin diri untuk penyakit ini karena alasan medis.

CDC menyatakan vaksin ini memberikan perlindungan terhadap penularan Covid-19, termasuk mencegah orang lain terpapar virus corona yang dibawa orang lain.

CDC juga menggambarkan vaksin Covid-19 sebagai alat terpenting untuk keluar dari pandemi.

WHO memperkirakan antara 65% dan 70% orang perlu mendapatkan kekebalan sebelum terputus dari rantai penularan Covid-19. Artinya, WHO mendorong orang untuk mengikuti vaksinasi.

Beberapa kalangan menyuarakan kecemasan tentang pembuatan vaksin Covid-19 yang begitu cepat.

Memang benar bahwa para ilmuwan biasanya menghabiskan waktu bertahun-tahun merancang dan menguji coba vaksin.

Source: BBC News Indonesia

About admin

Check Also

Syaikh Jumadil Kubro; Moyang Para Wali Nusantara

“Dari data peta migrasi genetik, secara ilmiah terbukti jika leluhur Syekh Jumadil Kubro berasal dari ...