“…bukanlah hal yang mengherankan bahwa anjing-anjing itu menggonggong, karena setiap ciptaan mempunyai bermacam-macam suara. Dan tidaklah mengherankan bahwa orang memelihara anjing di rumah mereka. Hal yang mengherankan adalah bahwa manusia juga memelihara anjing dalam diri mereka sendiri…Sekitar sembilan puluh lima persen orang memelihara anjing dalam diri mereka. Sangat sedikitlah orang yang tidak memelihara anjing ini.”
“…anjing yang engkau pelihara dalam kandang dirimu adalah anjing pikiran dan nafsu. Kewajibannya adalah untuk menggonggong dan menggeram…Jika engkau tidak dapat memuaskan setiap keinginannya, ia akan menggigitmu. Anjing ini tidak akan pernah memberimu kedamaian. Ia tidak akan membiarkanmu melakukan kebaikan apapun…”
“Anjing-anjing pikiran dan hasrat, hanya meminta dan meminta, yang menuntut makanan dari orang yang memeliharanya…Ia menggonggong dan menggonggong, yang bersikukuh untuk memenuhi segala hasratnya.”
“…engkau seharusnya tidak memelihara anjing seperti ini di dalam dirimu. Anjing semacam ini selalu mencurigai segala hal dan melihat setiap orang yang lewat…Ia tidak dapat hidup dalam kesatuan, kedamaian, atau harmoni dengan anjing lain…”
“Selama engkau memelihara anjing dalam dirimu, ia akan selalu menggonggong, dan engkau tidak akan pernah mengenal kesatuan, kebersamaan, atau ketenangan. Engkau tidak akan pernah tahu cinta, kasih sayang, kedamaian, atau ketenangan…Engkau hanya akan mengenal keraguan, kecemburuan, kedengkian, kemarahan, kelicikan, penipuan, dan egoisme. Engkau hanya mampu melakukan apa yang dilakukan anjing.”
“…jangan mempercayakan rumah hatimu pada anjing pikiran dan nafsu. Jangan berpikir bahwa anjing semacam ini dapat menjaga rumahmu yang penuh dengan sifat-sifat Tuhan, rumah kebajikan dan cinta, rumah kasih, kedamaian, dan ketenangan…”
“…Pikiran dapat terbang lebih cepat dari angin, dan dimana saja ia terbang, nafsu senantiasa mengikuti di belakang…”
“…jangan meninggalkan ruang untuk apapun yang bertentangan dengan Tuhan merambat ke ruang hatimu…Jika engkau menolak untuk menyerahkan kerajaan jiwamu pada pikiran dan hasrat, kerajaan itu akan semakin kuat dalam kedamaian. Engkau akan mampu menyelesaikan semua pelajaran yang ada di sekolah dunia ini. Engkau akan memahami keadilan, keterbukaan, dan cinta. Engkau akan dapat memahami dirimu, Tuhanmu, dan kebebasan jiwamu.”
“…Cukup engkau pelihara sifat dan kecintaan kepada Tuhanmu…”[]
_________________
Dikutip dari Kisah ke 87 : “Anjing-anjing yang Menggonggong dari Dalam Diri“; dan Kisah ke 84 : “Keadaan Menyedihkan dari Ikan yang Berenang Melawan Arus“, Oleh: M. Rahim Bawa Muhaiyaddeen, Sumber : Kebun Ma’rifat, Kisah-kisah Sufistik Penuntun Kearifan (Judul asli : “Come to the Secret Garden”; The Fellowship Press)