Di penjara, Bacon menulis sejumlah buku. Lewat buku-bukunya, Bacon memberikan sumbangan tak terhingga kepada kemajuan ilmu matematika dan filsafat Eropa. Di antara buku-bukunya yang terkenal adalah “The Logic of Sensation”. Ia juga pernah menulis buku berisikan utopianya tentang pembangunan kota dan peradaban di bawah laut bernama “The New Atlantis”.
Ratu Victoria meninggal Dunia
Tanggal 22 januari tahun 1901, Victoria, Ratu Inggris terkenal, meninggal dunia pada usia 82 tahun. Ia dilahirkan tahun 1819 di kota London. Pada usia yang masih sangat muda, yaitu 18 tahun, Victoria sudah menjadi penguasa kerajaan Inggris, menggantikan pamannya, Raja Wiliam IV, yang meninggal dunia.
Ratu Victoria memerintah selama 63 tahun sehingga merupakan masa pemerintahan terlama dalam sejarah Inggris. Victoria berhasil mempertahankan keberadaan sistem monarki di Inggrsi dan menjadikannya sebagai institusi politik seremonial. Pada masa pemerintahannya itulah, aksi represi terhadap rakyat di kawasan-kawasan koloni Inggris meningkat secara signifikan.
Pada tahun 1839, sepupu Victoria, Albert, seorang pangeran dari Jerman, datang ke Inggris dan lima hari kemudian, ia dilamar oleh Ratu Victoria. Pangeran Albert menerimanya dan mereka menikah pada bulan Februari tahun 1840. Pasangan ini memiliki sembilan anak, di antaranya Raja Edward VII. Setelah kematian Victoria, kekuasaan Imperium Inggris di bawah kepemimpinan Raja Edward VII, semakin melemah.
Fisikawan Andrei Sakharov Ditangkap
Tanggal 22 Januari 1980, Andrei Sakharov, ilmuwan nuklir Soviet, ditangkap oleh pemerintah Kremlin karena protes kerasnya atas invasi tentara merah Uni Soviet ke Afghanistan. Sakharov dilahirkan tahun 1921. Pada tahun, 1948, setelah menyelesaikan masa belajarnya di jurusan Fisika Universitas Moskow, Sakharov direkrut oleh Badan Nuklir Uni Soviet untuk dilibatkan dalam proyek pembuatan bom hidrogen. Sakharov adalah tokoh utama di balik kesuksesan tim Uni Soviet dalam merakit bom hidrogen pertama di dunia yang dibuat pada tanggal 22 November 1955.
Pada tahun 1957, ia mulai tertarik kepada masalah-masalah yang terkait dengan dampak negatif proyek-proyek senjata nuklir terhadap lingkungan dan keamanan dunia. Akan tetapi, berbagai kritikannya terhadap masalah dampak proyek nuklir itu masih disebut sangat lunak. Barulah pada tahun 1969, ia menulis sebuah essay di Koran New York Times. Pada essay-nya itu, ia menyerukan demokrasi, pluralisme, dan pembebasan masyarakat Soviet dari intoleransi dan dogmatisme. Ia juga menyeru masyarakat dunia agar peduli dengan masa depan.
Pada tahun 1975, Sakharov mendapatkan hadiah Nobel di bidang perdamaian. Ia menjadi orang Soviet pertama yang memperoleh penghargaan tersebut. Akhirnya, menyusul kritikannya yang sangat keras atas aksi invasi Soviet ke Afghanistan, Sakharov ditangkap dan diasingkan ke Gorky. Di tempat pengasingannya itu, Sakharov menjalani hari-hari kehidupannya dengan sangat berat. Pada tahun 1986, saat pemimpin reformis Soviet Mikhail Gorbacfhev berkuasa, Sakharov dibebaskan dan diperbolehkan kembali ke Moskow. (IRIB Indonesia)