Home / Agama / Kitab Klasik / Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 2)

Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Arabi: Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian 2)

Sahabat…

Pada tulisan kali ini, Syaikh Al-Akbar menasihati kita tentang kehalalan dan ke-thayyib-an makanan serta rizki yang Allah amanahkan kepada kita, serta bagaimana seharusnya kita memperlakukan amanah tersebut dalam hidup kita. Hal ini penting sebagai bekal dari perjalanan spiritual kita. Marilah kita renungkan dan amalkan…

DUA

Pastikan kehalalan dan ke-thoyyib-an serta haqq semua hal kesenangan yang engkau pergunakan di dunia ini, termasuk makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulutmu, karena merupakan pondasi dari ad-diin yang sedang engkau bangun.

Untuk menaikkan tingkat spiritualmu, dalam jejak-jejak pengajaran para nabi (assalaamu’alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh), engkau harus menjadi cahaya –cahaya dalam pelbagai kebajikan, cahaya dalam perhatianmu terhadap perbaikan dunia. Tanda-tanda-Nya yang mampu engkau baca akan membimbingmu kepada orang-orang yang akan engkau ringankan bebannya, dan akan melindungimu dari menjadi beban bagi orang lain. Jangan pernah menjadi benalu maupun membiarkan orang lain untuk membawa beban-bebanmu. Ingatlah, jangan pernah menerima harta benda dan hadiah baik untuk dirimu sendiri, keluargamu, saudaramu, teman-temanmu, yang berasal dari orang-orang yang hatinya mati, tenggelam dalam tidur panjangnya.

Dalam apapun Yang Allah izinkan bagimu untuk menjadi ‘makanan’mu, baik dalam sikap, perilaku, dan kata-kata, selalulah berada dalam takut kepada-Nya. Janganlah mencari kenyamanan dan kemewahan, khususnya jika kau tak pernah berusaha keras untuk meraih hal itu. Pencarian akan haqq-Nya sesuatu bagimu akan ditemukan dengan cara bekerja keras. Harta benda halal yang engkau peroleh harus dikeluarkan dengan haqq: jangan pelit ataupun boros, tetapi berada di antara keduanya.

Berhati-hatilah jika cinta dunia telah mengambil tempat di hatimu, karena ia akan menyempitkan hatimu, dan menjadi sulit luar biasa untuk mengeluarkan dan membuangnya jauh-jauh. Dunia ini sumber ujian; jangan mencari kenyamanan dan bermegah-megahan dengannya. Hal itu akan menciptakan lebih banyak kamar-kamar dalam hatimu dan akan menurunkan keinginan untuk beribadah.

Bersihkan dan jadikan indah sepanjang harimu sedari pagi hingga malam dengan mengabdi kepada Allah. Tuhan memintamu untuk menghadirkan Diri-Nya saat melaksanakan shalat lima waktu. Dengan shalatmu Dia memanggilmu, lima kali sehari, dan setiap jeda waktu shalat ke shalat berikutnya akan menjadi pengontrol perilakumu. Diharapkan, hanya sikap dan perilaku yang baik, tepat dan benarlah yang menjadi sikap dan perilaku seorang muslim.

Kebanyakan orang banyak mengeluh, mereka bekerja demi mencapai kenyaman dalam tercukupinya makan-minum dan hasrat dunia mereka, dan pekerjaan mereka jadikan sebagai penjaga dan pelindung bagi keluarga mereka, mengambil banyak waktu, sibuk dengan urusan makan-minum, bukan pengabdian kepada Allah. Ketahuilah, bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan benar adalah pekerjaan yang dilakukan dengan penuh perhatian dan menenggang rasa orang lain, dalam perilaku yang tepat benar, demi kesenangan Allah semata, yang, tentunya tidak lepas dari rasa mengabdi kepada-Nya.

Allah memberkahimu dengan pikiran, pengetahuan, pekerjaan, kekuatan, dan kesehatan. Semua kemuliaan dan kekuatan hanya bagi-Nya. Pergunakanlah dengan optimal semua berkah-Nya bersama-sama untuk peraihan kebutuhan makan-minummu dalam waktu yang minimal. Jika memungkinkan, cukuplah bagimu hanya satu hari untuk mencari penghasilan.

Seorang Ahmad al-Sabti, seorang pangeran, anak dari Khalifah Harun al-Rasyid; beliau menggunakan optimal bakat-bakat, kekuatan, usaha keras terus-menerus pada hari Sabtu. Dengan satu hari dalam seminggu itu ia mampu menghidupi dirinya (menerima upah dari manusia) selama satu minggu. Beliau telah mendedikasikan keenam hari lainnya untuk hanya bekerja dan mengabdi kepada Allah, tanpa balasan apa-apa dari manusia.

Setelah shalat subuh, tetaplah duduk berdzikir atau merenung hingga terbit matahari. Setelah shalat ashar, tetaplah berdzikir dan merenungi Kehadiran-Nya hingga terbenam matahari. Dua waktu ini merupakan waktu yang penuh dengan pelimpahan kekuatan spiritual dan pencerahan. Jaga hatimu agar senantiasa terikat kuat kepada Allah dalam kerendahan hati dan sakinah.

Terdapat kebaikan dan nilai yang besar bagi siapa-siapa yang melaksanakan shalat sunnah sebanyak antara waktu siang dan sore, dan antara waktu sore dan malam. Lakukanlah shalat sunnah 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat dzuhur, 2 rakaat sebelum shalat ashar, 2 rakaat setelah shalat maghrib dan 2 rakaat setelah shalat isya. Lakukan 8 rakaat shalat tahajjud dan 3 rakaat shalat witr sebagai penutup malam. Al-Mutahajuddin adalah orang-orang yang berjaga sepanjang malam dengan mendzikiri-Nya. Merekalah yang akan menemukan al-Haqq. “Malam-malamku penuh percakapan intim dengan Kekasih, sementara siang adalah tugasku ke manusia.”

Jangan tidur hingga engkau sendiri jatuh tertidur tak sanggup membuka mata lagi. Jangan makan hingga engkau merasakan lapar. Berpakaianlah sekedar untuk menutupi tubuhmu dan melindunginya dari dingin dan panas. Biasakanlah dirimu setiap harinya untuk membaca al-Quran. Bacalah dalam keadaan sebenar-benar menghormatinya. Bacalah dengan suara yang engkau sendiri mendengarkan apa yang engkau baca. Baca pelan-pelan, jangan tergesa-gesa, berpikirlah dalam-dalam tentang makna setiap kata yang engkau baca. Berharaplah berkah dan rahmat-Nya dalam setiap ayat yang engkau baca, yang akan membukakan tentang-mu dan Diri-Nya. Berhati-hatilah terhadap ayat-ayat peringatan, bertaubatlah, carilah perlindungan dan keselamatan di dalam Rahmat-Nya.

Ketika engkau membaca ayat-ayat yang menggambarkan kualitas orang-orang mulia karena keimanannya yang sempurna benar, bandingkanlah dengan keadaanmu. Berterimakasih dan bersyukurlah kepada-Nya atas iman yang diberikan-Nya kepadamu, dan merasa malulah karena betapa jauh imanmu dari iman yang dimiliki oleh orang-orang mulia tersebut, jadi bentangkanlah harapanmu untuk menemukan karakter iman sempurna benar di dalam dirimu. Dan pada saat engkau membaca ayat-ayat tentang dosa-dosa yang dilakukan oleh orang-orang tak beriman dan para munafik yang menyembunyikan dan menyelewengkan kebenaran, pikirkanlah tentang apakah kau juga termasuk bagian dari diri mereka. Jika iya, berusaha keraslah untuk ke luar dari golongan tersebut, berusaha keras untuk tidak melakukan dosa, dan mengusir karakter mereka jauh-jauh. Jika engkau tidak termasuk ke dalam golongan mereka, carilah perlindungan di Dalam Allah, berterimakasih dan bersyukurlah kepada-Nya.

Apa-apa yang penting bagimu merupakan apa-apa yang harus benar-benar menjadi fokusmu setiap harinya; perhatikan benar-benar apa-apa yang masuk ke dalam pikiran dan hatimu. Berpikir tentang dan analisa pikiran-pikiran dan perasaan-perasaanmu. Berusaha keraslah untuk mengendalikan mereka. Sadarilah sebenar-benar sadar keinginan-keinginan dari egomu, pergunakan pengetahuan-pengetahuanmu untuk mengendalikan egomu.

Milikilah rasa bersalah, malulah di hadapan-Nya. Hal itu akan menjadi motivasimu untuk memperbaiki diri. Lalu engkau akan sebenar memperhatikan rasa, pikiran, perkataan, dan perbuatanmu. Pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang buruk bagimu dalam pandangan Allah tidak boleh tinggal menetap di dalam hatimu. Kemudian hatimu akan selamat dari segala sesuatu yang tidak tepat benar menurut-Nya.

Jadikan waktu-waktumu bernilai tinggi, hiduplah dalam ke-hariini-an. Jangan hidup dalam imajinasi dan angan-angan yang akan melemparkan waktumu jauh-jauh di luar angkasa. Setiap saatnya, Allah telah menunjukkan dan mengarahkanmu pada sebuah tugas, perbuatan, dan sebuah pengabdian yang sesuai dengan kesejatianmu. Ketahui dan kenalilah ‘apa’ itu dan bergegaslah melaksanakan ‘apa’ mu itu.

  • Pertama: lakukan perbuatan-perbuatan yang menjadi kewajibanmu.
  • Kedua: lakukan apa-apa yang dikatakan misalnya oleh para Nabi, utusan, dan orang suci lainnya.
  • Ketiga: ambil dan lakukanlah apapun yang dimudahkan-Nya bagimu, terimalah dengan baik. Bekerjalah untuk melayani orang-orang yang membutuhkan.

Lakukanlah segala hal di atas agar engkau semakin mendekati Tuhan-Mu, semakin besar pengabdianmu dan semakin khusyuk shalat, doa, dan dzikirmu. Selalu berperilaku seolah-seolah itu merupakan perilaku terakhirmu, selalu shalat seolah-olah merupakan shalat terakhirmu, dimana tiada lagi engkau memiliki kesempatan untuk melakukannya lagi setelahnya. Jika engkau melakukan hal itu, maka engkau akan khusyuk dalam berperilaku, fokus pada pencarianmu, engkau pun akan menjadi orang yang jujur dan penuh iman. Allah tidak menerima perbuatan baik yang dilakukan tanpa kesadaran dan kejujuran. Lakukanlah perbuatan-perbuatan baik dengan penuh kesadaran dan kejujuran.

Kemurnian/kebersihan/kesucian hati merupakan aturan Allah, dan keniscayaan bagi seorang yang beriman. Jagalah selalu kebersihan lahir bathinmu. Setiap selesai wudhu, shalatlah sebanyak 2 rakaat, kecuali pada waktu terbit matahari, matahari sedang tinggi, dan terbenam matahari.

Sumber: What the Seeker Needs, Muhyiiddiin Ibn ‘Arabi

 

About admin

Check Also

Meneladani Ulama Salaf di Malam-malam Terakhir Bulan Ramadhan

“Beberapa ulama salaf menyendiri dalam rumahnya, berkhalwat dengan Rabb-Nya, hingga seseorang bertanya padanya: ‘tidakkah engkau ...