Home / Relaksasi / Renungan / Kebiasaan-Kebiasaan Perayaan Tahun Baru Bermanfaatkah?

Kebiasaan-Kebiasaan Perayaan Tahun Baru Bermanfaatkah?

Tinggal hitungan hari kita meninggalkan tahun 2016. Itu artinya kita akan memasuki tahun baru 2017. Berbagai kebiasaan dilakukan tiap orang dalam menyambut (merayakan) tahun baru ini. Meski kalau kita jujur perayaan ini lebih banyak mudharatnya daripada manfaat.

Apa saja kebiasaan perayaan tahun baru itu? Si Akang ini akan coba kupas satu persatu berdasarkan pengamatan selama ini setiap pergantian tahun. Bermanfaatkah?

Meniup Terompet

Kenapa mesti terompet yang ditiup? Kenapa bukan suling? Kalau niup suling mungkin takut dikira lagi dangdutan ya, hehehe.

Begitu banyak sumber yang menjelaskan asal muasal tradisi meniup terompet di tahun baru ini. Tapi saya yakin para peniup terompet ini tidak mempedulikan sejarah atau apapun, bagi mereka tradisi ini artinya kemeriahan dalam perayaan tahun baru. Baiklah. Cuman pertanyaan saya, ketika pergantian tahun terus niup terompet, biar ngapain?

Si Akang ini seumur hidupnya belum pernah ikut-ikutan niup terompet dalam perayaan pergantian tahun (masuk kategori ga gaul ya gue?). Karena saya sampai saat ini belum menemukan manfaat meniup terompet di malam tahun baru, baik secara medis ataupun ekonomis. Belum lagi kalau dilihat dari kacamata agama kelakuan itu jauh banget dari sunnah. Bener loh, bukannya sok alim.

Info terbaru malah menyebutkan meniup terompet di tahun baru berpeluang terjangkitnya berbagai penyakit. Nah loh. Dari apa yang saya dengar dan baca diberita, dari meniup terompet kita bisa saja terjangkit penyakit hepatitis, flu, kanker mulut, TBC, bahkan Aids.

Kok bisa? Ya bisalah. Perlu anda-anda tahu (ciee), sebelum kita beli dan tiup setidaknya ada 3 orang yang telah lebih dulu meniup itu terompet. Pertama yang bikin tuh terompet, wajar dia tiup, tentunya dia pengen mastiin kalau terompet yang dia buat berbunyi. Kedua pedagang, dia ga mau barang jualannya cacat yang nantinya ga laku. Berkurang deh penghasilan. Ketiga pembeli lain sebelum kita. Biasanya sebelum beli terompet kita akan nyobain tuh satu-satu terompet yang akan kita beli, karena takutnya udah dibeli ternyata ga bunyi. Setelah dapat yang pas bunyinya baru deh dibayar. Sampai sini dah kebayangkan darimana aja tuh penyakit?

Kebayang gimana kalau ketiga orang itu semuanya – atau mujurnya satu orang- berpenyakit. Terus terompet yang sudah tertular itu kita beli, kita tiup, kita bawa ke rumah. Di rumah, istri atau suami nyobain niup, terus dikasih deh tuh terompet ke anak kita. Ya Tuhan, sekeluarga akan terjangkit penyakit.

Pesta Semalaman

Pesta semalaman biasanya dilakukan di area publik; alun-alun, monumen, lapangan, dll. Semalaman begadang nungguin detik-detik pergantian tahun. Dari sore sudah persiapan. Dandan rapi jali. Berduyun-duyun mendatangi lokasi. Beli ini itu. Lupa deh solat magrib sama isya.

Parahnya lagi, besoknya, menurut petugas kebersihan, di area tempat-tempat kejadian banyak ditemukan botol-botol miras, jarum suntik narkoba, bungkus obat terlarang, bahkan kondom bekas! Astagfirullah.

Resolusi apa yang kalian canangkan di tahun depan jika dalam penyambutannya saja penuh dengan kemaksiatan.

Bakar-bakar

Maksudnya bakar-bakar ayam, jagung, ikan atau daging kambing. Apakah ini ga boleh? Bolehlah! Cuman tolong niatnya bukan untuk merayakan tahun baru. Niatkan aja makan enak bareng keluarga, biar sehat. Kalau sehat kan bisa ibadah dengan nyaman, sekolah, mencari nafkah giat. Sekalian obrolin resolusi untuk tahun depan bareng keluarga, dan komitmen dalam menjalankannya.

Yang ga bener tuh beli ini itu, ayam, daging dan sejabanya dengan niat hanya untuk merayakan pergantian tahun. Apalagi dibela-belain ngutang. Duh.

Konvoi di Jalanan

Konvoi di jalanan ini disamping membahayakan si pelaku juga bikin kesel pengguna jalan yang lainnya. Setiap malam pergantian tahun selalu saja ada kecelakaan dari para pengendara yang melakukan konvoi, terutama yang menggunakan kendaraan roda dua.

Berkonvoi keliling kota, sambil meniup terompet, boncengan lebih dari dua orang, dengan tanpa memakai helm. Parahnya lagi, biasanya dalam keadaan teler. Gusti, bikin geregetan lihatnya. Kenapa ga pada diem aja sih di rumah?

Bakar Petasan dan Kembang Api

Bagi sebagain pesta kembang api dan petasan ini bentuk dari kemeriahan dalam penyambutan pergantian tahun. Tapi sayang lho itu duit dibuang-buang hanya buat beli kembang api dan petasan. Lumayan mahal kembang api yang meledak diangkasa tuh. Kalau engga salah mulai dari 25.000 yang kecil, hingga ratusan ribu. Katanya ini juga, da sayamah belum pernah beli.

Coba kalau duitnya disedekahin, itung-itung nambal amal setahun kelewat yang banyak bolongnya, atau sebagai inden amalan untuk tahun besok sambil berdoa sama Allah semoga diberi keistiqomahan dalam kebajikan. Subhanallah, mantep ga tuh!

Kalau kebiasaan saya di malam pergantian tahun gimana? Ga gimana-gimana. Si Akang ini paling cuman kumpul di rumah seperti biasanya. Ngopi bareng anak dan istri. Nonton tivi. Terusan kita ngebahas setahun yang telah lewat. Apa pencapaian kita sebagai keluarga, sebagai suami, sebagai istri, dan sebagai anak. Apa yang kurang dan apa yang lebih.

Ngebahas rencana di tahun yang akan datang. Resolusi apa sebagai pribadi dan sebagai keluarga. Ga muluk-muluk, yang sederhana saja dan mampu dijalanin. Misalnya ke anak ditantang untuk lebih bisa bangun pagi, solat tepat waktu, dan nambah hafalan Qurannya.

Yang penting target kami adalah ada peningkatan kebaikan dari tahun ke tahun baik sebagai individu maupun sebagai keluarga. Dan berharap setiap kebaikan itu bisa menular ke lingkungan sekitar, dan menumbuhkan kebaikan-kebaikan pula. Aamiin. Insya Allah

Tuturahmad.Com

About admin

Check Also

Mengabdi Pada Tuhan Dengan Cara yang Simpel

“Apapun peranmu, apapun jabatanmu, dan apapun rutinitas hidupmu, bila dilakukan dengan baik serta disempurnakan agar ...