Home / Deep Secret / Intelijen / Ancaman Assasination dan Pengamanan Capres

Ancaman Assasination dan Pengamanan Capres

ancamanMemasuki  pelaksanaan Pemilu  2014,  dinamika politik menyambut pemilihan presiden dan wakil presiden sudah menyesaki pemberitaan di berbagai media massa, baik nasional maupun lokal. Para kandidat presiden pun mulai bermunculan. Sejauh ini terdapat 3 calon presiden yakni Prabowo Subianto dari Gerindra, Joko Widodo dari PDI Perjuangan, dan Abu Rizal Bakri dari Partai  Golkar, sedangkan yang sudah menetapkan pasangan Capres/Cawapres baru datang dari Partai Hanura yang mencalonkan Wiranto/Hari Tanusudibjo. Keempat Capres/Cawapres tersebut masing-masing mewakili latar belakang berbeda sebagai pro masyarakat sipil, militer dan pengusaha.

Namun ditengah ramainya persiapan para Capres/Cawapres mempersiapkan diri untuk mendulang suara dalam Pileg sebagai prasyarat untuk  dapat menetapkan pasangan calon persiden dan wakil presiden sebagai amanat UU Pemilu yang masih berlaku, muncul sejumlah ancaman terkait keselamatan Capres tersebut. Presiden SBY sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan juga menerima informasi adanya ancaman tersebut.

Ketika menerima informasi bahwa ada ancaman kepada para capres yang akan bertarung di Pilpres 2014, Presiden SBY  langsung  menginstruksikan kepada Polri untuk melindungi semua Capres dari segala bentuk ancaman.

Menanggapi instruksi tersebut, Kapolri, Jenderal Sutarman di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta, mengatakan pihaknya melakukan operasi perlindungan untuk semua tokoh politik termasuk Capres/Cawapres dan Caleg. Selain itu juga perlindungan diberikan kepada masyarakat yang akan menggunakan hak suaranya. Operasi Polri meliputi  seluruh tokoh, seluruh masyarakat yang melaksanakan Pemilu, bisa Caleg, Capres/Cawapres yang sudah di-declare. Semuanya menjadi tanggung jawab Polri dan aparatur keamanan lainnya untuk lakukan pengamanan. Kita akan melakukan pengamanan proporsional terhadap siapapun yang memang ada ancaman seperti itu, termasuk partai-partai politik di daerah.

Dalam  rapat terbatas soal Pemilu  yang diselenggarakan di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta dan  dihadiri oleh Kepala BIN, Marciano Norman, Kapolri, Jenderal Sutarman, Menko Polhukam, Djoko Suyanto, Mendagri, Gamawan Fauzi dan pejabat lainnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta supaya para Caleg dan Capres yang akan mengikuti Pemilu 2014 bebas dari ancaman. Konon rapat ini menyikapi informasi yang cukup tajam yaitu kemungkinan muncul atau terjadinya assasination atau pembunuhan terhadap capres-capres tertentu. Sementara itu di Aceh juga sering terjadi aksi kekerasan (penembakan terhadap caleg, pengeroyokan/penganiayaan, ancaman dll), padahal jika aksi kekerasan seperti ini tetap berlanjut maka hasil Pemilu di Aceh keabsahannya dapat  dipertanyakan, karena masyarakat terpaksa memilih dalam kondisi tertekan, terancam dan terintimidasi.

Para Caleg dan Capres harus bebas dari ancaman, agar mereka bisa menyampaikan visi misi dan debat tanpa mengesampingkan hak-hak orang lain. Presiden juga meminta Polri fokus untuk melakukan pengamanan Pemilu, dan meminta kepada intelejen negara agar selalu memberikan informasi terkait kondisi keamanan. BIN diminta presiden untuk membantu pengamanan yang dilakukan oleh Polri. Selain memerintahkan jajarannya, presiden juga menghimbau agar masyarakat mau berpartisipasi dalam Pemilu 2014 mendatang.

Tanggapan Capres

Menanggapi instruksi presiden kepada Polri tersebut,  Capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengatakan sangat menghargai itikad baik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta ada pengamanan khusus bagi para Capres. Menurutnya itikad baik itu  harus kita hargai, kita berpikir yang baik dan jangan negatif thinking. Namun demikian sejauh ini Prabowo Subianto merasa tidak terancam terkait persaingan politik yang makin memanas saat ini. Karena itu Prabowo mengaku tidak membutuhkan pengamanan khusus dari kepolisian. Baginya keamanan yang terbaik adalah cinta rakyat, dan merasa bahwa dirinya selalu dikawal oleh Tuhan YME.

Sementara itu, Capres PDI Perjuangan,  Joko Widodo mengatakan peningkatan pengamanan terhadap dirinya menyusul adanya kabar ancaman terhadap para Capres yang diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penambahan personel polisi yang mengawal dirinya sebanyak dua kali lipat dari jumlah awal yang 6 orang, sekarang menjadi 12 orang. Dirinya menerima baik adanya penambahan jumlah personel kepolisian itu, namjun hal itu tidak akan mengubah pola blusukan, Jokowi mengaku tetap akan blusukan seperti biasa.

Cepat Tanggap

Memang harus diakui bahwa suhu politik belakangan ini menjelang Pemuilu, semakin memanas,  Capres dan Caleg dari sejumlah partai politik saling menyerang didalam kampanyenya. Kenyataan itu mau menunjukan kepada kita semua bahwa dunia politik itu keras dan juga terkadang jahat, oleh karena itu negara harus hadir  mengambil tanggung jawab untuk menjamin keamanan terhadap proses penyelenggaraan Pemilu ini. Pemerintah harus memberikan perhatian penuh karena ini musim Pemilu.

Karena tanggap terhadap permasalahan tersebut diatas, Presiden SBY segera menginstruksikan Kapolri agar  memberikan bantuan pengamanan kepada para Caleg. Presiden bahkan menggelar rapat tebatas dengan sejumlah pejabat negara yang menangani masalah keamanan dan intelijen, pada kesempatan itu presiden  kembali meminta agar aparat keamanan fokus bekerja sesuai tugas dan fungsinya dalam pengamanan Pemilu.

Meskipun presiden dan jajarannya telah berupaya keras meningkatkan pengamanan terutama terhadap Capres yang terancam, masih saja ada pihak tertentu yang berseberangan dengan beliau beranggapan bahwa upaya tersebut adalah merupakan bagian dari pencitraan SBY. Padahal SBY akan segera mengakhiri masa jabatannya sehingga tidak lagi memerlukan pencitraan secara pribadi. Semua  calon presiden/wakil presiden, calon anggota legislatif dari pusat sampai ke daerah  akan memperoleh batuan  pengamanan, walaupun tentunya masih menunggu penetapan KPU tekait  siapa saja calon presiden dan wakil presiden yang memenuhi syarat president thershold. Tapi karena sudah di-declare ke publik tentunya ini menjadi tanggung jawab aparat keamanan  untuk pengamanan.

Pengamanan terhadap capres sebenarnya selain karena adanya informasi terkait ancaman pembunuhan terhadap capres-capres tertentu, juga karena sekarang ini gejala politik nasional menjelang Pemilu Legislatif 9 April 2014 semakin memanas dengan ditandai charracter assasination melalui pemberitaan di media massa, iklan ataupun tayangan film di media sosial seperti youtube serta foto-foto yang disebarkan melalui jejaring sosial blackberry messanger terkait capres tertentu semakin membenarkan pengamanan terhadap capres harus diperkuat, karena jika terjadi assasination terhadap capres, selain akan mencoreng wajah aparat keamanan di Indonesia juga akan mencederai proses demokrasi di Indonesia.

Terkait dengan hal tersebut, maka sebaiknya media massa, pengamat dan masyarakat lainnya termasuk komunitas politisi tidak mempermasalahkan peningkatan pengamanan capres, karena kita semua berharap Pemilu dapat berjalan dengan aman, lancar, sukses dan damai. Semoga.

*) Penulis adalah peneliti di Lembaga Analisa Politik dan Demokrasi (LAPD), Jakarta.

About byHaqq (Admin)

Pena adalah senjata yang lebih halus dari atom. Kadangkala terhempas angin, terbuang seperti sampah. Kadangkala terkumpul ambisi, tergali seperti ideologi. Manfaat dan mudharat pena adalah maqamatmu...

Check Also

Noam Chomsky; Tentang Agama dan Politik

“… Jangan lupa, bahwa rakyat Palestina sedang dihancurkan dalam program sistematis AS-Israel yang menghancurkan Gaza ...